Sejarah Singkat Kerajaan Romawi
Tidak banyak yang diketahui tentang sejarah Kerajaan
Romawi karena tidak ada sumber tertulis yang berasal dari zaman tersebut dan
kebanyakan sumber ditulis berasal dari legenda. Hal ini dikarenakan pada tahun
390 SM, bangsa Galia menyerang Roma dan menghancurkan semua catatan sejarah,
sehingga tidak ada catatan sejarah dari masa kerajaan. Berdasarkan benda pecah
belah yang ditemukan pada situs Romawi di sungai Tiber di daratan Latium,
diperkirakan benda tersebut sudah ada di sana sekitar 1400 SM. Sedangkan
sarjana kuno mengandalkan mitos yang ada untuk menentukan berdirinya Romawi,
yaitu pada tahun 753 SM. Meski terdapat tumpang tindih mengenai fakta dan
legenda dalam berdirinya Kota Romawi, namun ada beberapa tempat dan tokoh yang
disebutkan dalam sejarah yang memiliki kesamaan dengan dalam legenda.
Menurut legenda, Kota Roma didirikan pada tahun 753 SM
oleh suku bangsa lokal yang telah membangun perkemahan di tujuh bukit di
sekeliling Roma. Tempat tersebut di sekitar Bukit Palatinedi sepanjang sungai Tiberdi Italia Tengah. Wilayah itu subur dan bukit-bukitnya
menyediakan perlindungan sehingga tempat itu mudah dipertahankan. Hal ini ikut
berperan dalam kejayaan Roma kelak. Berdasarkan legenda tersebut, Roma didirikan
oleh kakak beradik cucu Raja Numitor, Romulus dan Remus. Namun mereka bertikai
hingga Remus terbunuh sehingga Romulus menjadi raja Roma yang pertama.
Faktanya, memang terdapat tujuh bukit yang mengelilingi Roma yang nantinya
dijadikan pusat perdagangan yang didirikan pada tahun 625 SM yang disebut
Forum.
Legenda mengisahkan ada tujuh raja yang memerintah Romawi
selama 240 tahun. Raja-raja tersebut adalah:
1.
Romulus
Romulus adalah
satu-satunya raja Romawi yang tidak dipilih rakyat karena ia merupakan raja
pertama sekaligus pendiri Romawi.
2.
Numa
Pompilius
Numa pompilius adalah
orang Sabin yang dipilih karena reputasinya sebagai orang yang adil dan
beriman. Numa memerintah selama 43 tahun dan meninggal secara alami
3.
Tullus
Hostilius
Tullus Hostilius
adalah raja yang lebih suka berperang dibanding mengurusi masalah keagamaan.
Dia membangun tempat baru untuk senat, Curia
Hostilia, yang bertahan sampai 500 tahun setelah kematiannya.
4.
Ancus
Marcius
Setelah kematian
Tullus Hostilius yang misterius, senat Romawi memilih cucu Numa Pompilius,
Ancus Marcius sebagai raja. Seperti kakeknya, Ancus Marcius lebih suka
perdamaian dan hanya berperang jika dia diserang. Dia melakukan kesepakatan
damai dengan kerajaan tetangga Roma dan membuat mereka bersekutu dengan Roma.
Dia banyak membangun infrastruktur, seperti penjarapertama Roma, pelabuhan, pabrik garam, membangun jembatan
pertama yang melalui sungai Tiber. Dia memimpin
selama 25 tahun dan meninggal secara alami seperti kakeknya.
5.
Tarquinius
Priscus
Tarquinius Priscus
merupakan keturunan Etruska dan diadopsi oleh Ancus Marcius. Dalam masa
pemerintahannya, dia memenangkan banyak peperangan, menambahkan 100 anggota
dari suku Etruska ke dalam senat, membangun kuil Jupiter, Circus Maximus (arena balap kereta kuda), mendirikan Forum Romawi,
mengadakan kompetisi olahraga Romawi. Dia menjadi raja selama 25 tahun, dia
dibunuh oleh anak kandung Ancus Marcius.
6.
Servius
Tullius
Tarquinius Priscus
digantikan oleh menantunya, Servius Tullius. Servius adalah raja Roma kedua
yang merupakan keturunan Etruska. Dia mendirikan Dewan Centuria dan Dewan Suku.
Dia membangun kuil Dianadan tembok yang mengelilingi tujuh bukit di Roma. Dia
memerintah selama 44 tahun kemudian dibunuh oleh putrinya (Tullia) dan
menantunya (Tarquinius Superbus).
7.
Tarquinius
Superbus
Tarquinius Superbus
anak dari Tarquinius Priscus dan menantu Servius Tullius. Tarquinius Superbus
juga adalah orang Etruska. Masa pemerintahan Tarquinius Superbus diisi dengan
kekejaman dan teror sehingga rakyat memberontak padanya. Kekuasaan Tarquinius
Superbus berakhir pada 509 SM, sekaligus menandai berakhirnya
pengaruh Etruska di Romawi dan pembentukan Republik. Sementara Tarquinius Superbus
melarikan diri ke kota Tusculum dan kemudian ke Cumae, di mana ia meninggal dunia pada 496
SM.
Adanya pemerintahan
yang kejam oleh raja ketujuh Romawi, akhirnya pada tahun 509 SM, para kaum elit
bangsawan dapat menggulingkan monarki dan mendirikan sebuah pemerintahan baru
yang dikenal sebagai republik yang diperintah oleh kaum patricia (kaum penguasa). Roma menjadi republik pertama dalam
sejarah dunia.
Sejarah singkat Persia
Kekaisaran Persia adalah sejumlah kekaisaran bersejarah
yang berkuasa di Dataran Tinggi Iran, tanah air asal Bangsa Persia, dan sekitarnya termasuk Asia Barat,Asia Tengahdan Kaukasus. Saat
ini nama Persiadan Iransudah menjadi kebiasaan; Persia digunakan untuk isu sejarah dan kebudayaan sedangkan Iran digunakan untuk isu politik.
Bangsa Aryahijrah
ke Iran dan mendirikan kekaisaran pertama Iran yang bernama Kekaisaran Media
(728 – 550 SM).
Kekaisaran ini telah menjadi simbol pendiri bangsa dan juga kekaisaran Iran.
Kemudian disusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah(546 SM) yang
didirikan oleh Koresh yang Agung(Cyrus yang
Agung).
Cyrus Agung menjadikan Persia sebagai pusat kerajaan baru
yang perkasa.45 Cyrus memimpin pasukan penunggang kuda dan pemanah ulung, ia
juga menaklukkan kerajaan yang memiliki kekuasaan di sekitar Laut Mediterania.
Cyrus Agung juga terkenal sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan
undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan. Hal ini tertulis di atas artefak
yang dikenal sebagai Silinder Koresh. Ia juga merupakan pemerintah pertama yang
memakai gelar Agungdan
juga ShahIran. Di zamannya, perbudakan
dilarang di kawasan-kawasan taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran
Persia).
Sejarah singkat peradaban mesir
kuno
Peradaban mesir kuno merupakan peradaban yang buktinya
masih bisa ditemukan hingga saat ini. Mesir Kuno adalah
suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini
terpusat di sepanjang hilir sungai Nil. Sejarah mesir kuno dimulai
dengan disatukannya dua imperium besar sungai Nil. Kerajaan ini dapat di
bagi kedalam lima periode pemerintahan diantaranya periode dinasti awal,
periode kerajaan lama, periode pertengahan periode kerajaan baru, dan periode
akhir.
Sungai Nil sangat berpengaruh dalam kehidupan bangsa
Mesir kuno, bahkan rakyat sangat menggantungkan kehidupan dari sungai yang
terpanjang di dunia itu. Di lembah sungai inilah bangsa Mesir kuno
membangun pertaniannya, lewat sungai Nil pula mereka mengetahui sistem
penanggalan, dan sungai Nil juga menjadi sarana untuk dijadikan sebagai jalur
perdagangan mereka. Kepercayaan bangsa Mesir kuno adalah Politeisme yaitu
menyembah kepada dewa-dewa. Ada beberapa dewa yang di yakini oleh bangsa
Mesir kuno, salah satunya adalah dewa Horus (dewa langit), yang di percaya
roh nya mendiami Firaun yang hidup dan mata nya adalah matahari dan
bulan. Selain dewa Horus, ada juga dewa-dewa lain seperti Dewa Ptah,
Hathor Isis dll, yang memiliki tugas masing-masing.
Beberapa peninggalan bekas peradaban Mesir Kuno yang
bersejarah diantaranya Piramida, merupakan bangunan makam yang megah tanda
kekuasaan para Firaun. Manuskrip-manuskrip kuno seperti tulisan mantra-mantra,
hikayat, hingga reruntuhan kota mereka yang menakjubkan masih bisa di ketemukan
hingga sekarang. Selain peninggalan berupa bangunan atau barang, ada juga
peninggalan peradaban Mesir kuno tentang kebudayaan, seperti cara pengawetan
mayat dengan cara di mumi dan di balsem. Ada juga peninggalan berupa sistem
kalender menurut peredaran bulan. Ada juga seni arsitektur bangunan yang megah
yang bisa kita saksikan sampai sekarang.
Pada bagian pertama telah dikatakan bahwa sejarah peradilan telah
ada sejak adanya manusia. Begitu juga pada bangsa-bangsa yang telah berkembang
dimasa yang lalu, seperti peradilan bagi bangsa Romawi, Persi dan bangsa Mesir
kuno. Bangsa ini telah memiliki lembaga peradilan yang terorganisir dengan
memiliki undang-undang atau peraturan-peraturan yang dilaksanakan oleh para hakim
Qadhi merupakan orang yang diangkat negara untuk menjadi
hakim dalam menyelesaikan suatu perkara berdasarkan hukum Allah SWT.
Saksi, sumpah, atau keadaan tertangkap basah merupakan
alat-alat bukti dalam peradilan. Hal tersebut merupakan pendapat dari bangsa
israel dan bangsa Arab sebelum Islam. Sedangkan bangsa Barat juga menjelaskan
tentang teknik pengambilan keputusan dan alat-alat bukti dalam peradilan. Hal
ini menunjukkan bahwa sebenarnya peradilan pada masa ini telah ada walaupun
masih sederhana.
Adapun hal
yang menjadi perhatian bagi bangsa pada masa itu adalah tentang qadhi yaitu :
1. Kemampuan qadli dan kebaikan akhlaknya, maka tidak akan
seseorang diangkat sebagai qadli apabila ia tidak memiliki kemampuan di bidang
ini, oleh karena itu akan diperhatikan pula tentang kecerdasannya, dan keluasan
ilmunya, demikian juga tentang segi-segi ketenangan hatinya, kebersihan jiwanya
dan keluhuran budinya.
2. Bahwa qadhi harus diliputi situasi yang dapat menjamin
kebebasan dirinya dalam melaksanakan tugasnya yang suci, maka semakin tinggi
kemajuan bangsa, maka semakin besar pula jaminan-jaminan tersebut dapat
diperoleh pada qadli.