SISTEM POLITIK DI TURKI

 


Sistem pemerintahan pada masa Dinasti Utsmani mennggunakan sistem pemerintahan monarkhi, yaitu kekuasaan yang didasarkan pada hubungan darah atau keturunan yang lebih dikenal dengan sistem kerajaan. Sehingga pada sistem ini pada proses pemilihan pemimpin negara tidak menggunakan asas demokrasi yang melibatkan rakyat pada proses sistem politik.

Di  bawah  komando  Mustafa  Kemal  Attaturk,  Turki  mengadopsi  nilai-nilai  ideologi  Barat  dalam  sendi-sendi  pemerintahannya  melalui  progam  reformasi  politik  yang  berwacanakan  westernisasi  dan  modernisasi.  Sistem  kesultanan  dan  kekhalifaan  dihapuskan  dari  sistem  pemerintahan,  agama  dipisahkan  dari  kehidupan  pemerintahan sehari-hari, fungsi agama dalam kehidupan berpolitik diatur  langsung  oleh  negara,  dan  pembentukan  konsepsi  mengenai  solidaritas  serta  kepentingan  nasional  yang  berada  di  atas  kepentingan  kelompok  minoritas

Setelah meninggalnya Mustafa Kemal, Turki mengalami transisi politik yang awalnya menganut sistem satu partai menjadi multipartai.Sistem ini secara garis besar meliputi tiga kekuasaan, yaitu kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.Dalam kekuasaan lembaga eksekutif Turki memiliki struktur ganda yaitu Presiden Turki dan Dewan Menteri yang dipimpin oleh seorang perdana menteri. Menjadi 2 sistem yaitu parlementer dan presidensial

Kontribusi pemikiran politik Recep Tayyib Erdogan yaitu mampu  menetapkan  nilai-nilai  Islam  dalam  kehidupan  berbangsa, Konsep Islam yang dipadukan dalam politik demi  kesejahterakan  rakyatnya  dalam  tatanan  politik  Turki  dan mampu memberikan kontribusi dalam menciptakan  perdama-ian  serta menerapakan  sistem  pendidikan  Islam.

 

DAFTAR PUSTAKA

Idik Saeful Bakhri, Turki dalam pergumulan politik dan demokrasi, (Yogyakarta: Bahasa Rakyat 2020) Cet. I. hlm 558-59

Lebih baru Lebih lama