Metode dan Pendekatan Kuantitatif dalam Penelitian Hukum Empiris

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian adalah upaya yang sistematis
untuk menjelaskan dunia di sekitar kita yang berguna bagi pencapaian suatu
tujuan kehidupan. Adapun tujuan penelitian adalah menemukan kebenaran ilmiah
melalui upaya yang sistematis untuk menjelaskan, memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah-masalah, sehingga penelitian semakin memahami berbagai
kebenaran dalam dunia pendidikan dan pengajaran bahasa, khususnya bahasa
Indonesia.
Penelitian yang baik, yaitu penelitian
mempunyai keinginan agar hasil penelitiannya benar, terpercaya, bermanfaat,
memiliki keteguhan kualitas. Penelitian yang baik adalah penelitian yang
mengedepankan keterbukaan dalam menerima perbedaan penafsiran atau suatu bukti,
namun sanggup mempertanggung jawabkan hasil penelitian secara ilmiah, menyadari
bahwa penelitian tidak luput dari kekeliruan. Penelitian yang baik mampu
menuliskan hasil penelitian dengan jelas, ringkas, dan mudah dibaca.
Penelitian kuantitatif terkait secara khas dengan proses induksi
enumeratif (induksi yang ditarik atas dasar perhitungan). Salah satu tujuan
utamanya adalah menemukan berapa banyak dan jenis manusia apa saja dalam populasi
umum dan populasi induk yang mempunyai karakteristik khusus yang ditemukan ada
dalam populasi sampel. Tujuannya adalah menyimpulkan sistem karakteristik atau
hubungan antara ubahan dengan populasi induk. Penelitian kuantitatif tidak
selalu menguji hipotesis , tujuannya sering kali bersifat deskriptif.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Penelitian Kuantitatif?
2. Bagaimana karakteristik Penelitian
Kuantitatif?
3. Apa sajakah Metode Penelitian Kuantitatif?
4. Penelitian Kuantitatif?
5. Apakah kelebihan dan kekurangan Penelitian
Kuantitatif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Penelitian
Kuantitatif.
2. Untuk mengetahui karakteristik Penelitian
Kuantitatif.
3. Untuk mengetahui macam-macam Penelitian
Kuantitatif.
4. Untuk mengetahui
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Penelitian Kuantitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Penelitian Kuantitatif
Metode
penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya
adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai
dengan gambar, tabel, grafik, atau tampilan lainnya.[1]
Metode
kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini
disebut juga metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat
positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah atau scientific karena telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, obyektif, terukur,
rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery,
karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode
ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan
analisis berupa statistik.
Metode
penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiyah (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara Purposive dan Snowbaal, teknik
pengumpulan dengan tri anggulasi (gabungan, analisis data bersifat induktif
atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi).[2]
Penelitian kuantitatif merupakan
studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value free). Dengan
kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip
objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan
instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Selain itu metode
penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan pada
aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat
melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa
komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan di
ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda–beda sesuai dengan
kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan
simbol–simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik
dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum
di dalam suatu parameter.[3]
2.
Karakteristik Penelitian Kuantitatif
a.
Menggunakan pola
berpikir deduktif dimana pola yang berusaha memahami suatu fenomena dengan cara
menggunakan konsep-konsep umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang
sifatnya khusus.
b.
Logika
pemikiran yang digunakan adalah logika positivisme dan menghindari hal-hal yang
bersifat subjektif.
c.
Tujuan dari
penelitian kuantitatif adalah untuk menyusun ilmu nomotetik yaitu ilmu yang
berusaha membuat hukum-hukum dari generalisasinya.
d.
Subjek yang
diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data, serta alat pengumpul data yang
digunakan sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumya.
e.
Pengumpulan
data dilakukan dengan melakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang
objektif dan baku.
f.
Peneliti
memposisikan diri secara terpisah dengan objek penelitian, maka artinya
peneliti tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian. Hal ini
berbeda dengan penelitian kualitatif dimana analisa penelitian bergantung pada
peneliti.
g.
Dalam
analisis data, peneliti diharuskan memahami teknik-teknik statistik serta dapat
menganalisa data setelah data yang dibutuhkan terkumpul.
h.
Proses
penelitian kuantitatif mengikuti prosedur yang telah direncanakan dengan
melibatkan angka dan kuantifikasi data.
i.
Hasil
penelitian bersifat generalisasi dan prediksi, terbebas dari konteks waktu dan
situasi artinya fakta dan hasil penelitian tidak terpaku pada waktu dan
situasi.[4]
3. Jenis Penelitian Kuantitatif
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian diskriptif termasuk salah satu jenis
penelitian kategori penelitian kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi saat
sekarang dan menyajikan apa adanya. Metode deskripsi adalah suatu metode dalam
penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
b. Penelitian Komparatif
Penelitian Komparatif adalah jenis penelitian
deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat
dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya atau munculnya suatu
fenomena tertentu. Penelitian komparatif banyak sekali dilakukan jika metode
eksperimental tidak dapat diperlukan. Misalnya penelitian ingin mengetahui
sebab-akibat hubungan antara prestasi mahasiswa dengan rajinnya mereka ke
perpustakaan, ketenangan belajar, proses pembelajaran dan sebagainya. Metode
penelitian komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan
setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. Penelitian
dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab-akibat dari
data yang tersedia. Penelitian
komparatif dapat digunakan jika:
1)
Metode
eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak memungkinkan untuk dilakukan.
2)
Penelitian
tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi factor-faktor yang penting
untuk mempelajari hubungan sebab-akibat secara langsung.
3)
Pengontrolan
terhadap seluruh variabel (kecuali variabel bebas) sangat tidak realistis dan
terlalu dibuat-buat, serta mencegah interaksi secara normal dengan
variabel-variabel lain yang berpengaruh.
4)
Pengontrolan
di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian dianggap tidak praktis, mahal,
atau secara etika dipertanyakan.
c. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional adalah penelitian yang akan
melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel denga variabel lain.
Variabel yang digunakan untuk memprediksi disebut variabel prediktor atau
variabel bebas, sedangkan variabel yang diprediksi disebut variabel kriteria
atau variabel terikat. Penelitian korelasional merupakan salah satu bagian
penelitian expostfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan
variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan
variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
d. Penelitian Survey
Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil
sample dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data
yang pokok (Singarimbun, 1998). Survei merupakan studi yang bersifat
kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku
individu.
Penggalian data dapat melalui kuisioner, wawancara,
observasi maupun data dokumen. Penggalian data melalui kuisioner dapat
dilakukan tanya jawab langsung atau melalui telepon, sms, e-mail maupun dengan
penyebaran kuisioner melalui surat. Wawancara dapat dilakukan juga melalui
telepon, video conference maupun tatap muka-langsung. Penelitian survey akan
lebih baik jika dilaksanakan analisa secara bertahap. Pada umumnya survei
menggunakan kuesioner sebagai alat pengambil data. Survei menganut aturan
pendekatan kuantitatif, yaitu semakin sample besar, semakin hasilnya
mencerminkan populasi.
e. Penelitian Ex Post Facto
Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang
variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak
dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya
dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin melacak kembali, jika
dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu. Dalam
beberapa hal penelitian ekspos fakto dapat dianggap sebagai kebalikan dari
penelitian eksperimen atau sebagai pengganti dari pengambilan dua kelompok yang
sama, kemudian diberi perlakuan yang berbeda.
f.
Penelitian
Eksperimen
Penelitian ekperimen adalah penelitian yang berusaha
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat. Margono (2003) menjelaskan bahwa semua penelitian
eksperimental boleh dikatakan bersifat analitik dan kuantitatif. Tampak pula
bahwa penelitian eksperimental sangat tepat uuntuk pertanyaan penelitian yang
dapat diubah menjadi hipotesis yang diungkapkan secara kuantitatif. Bentuk
penelitian eksperimen menurut Tuckman (1982) ada 4 jenis, yaitu pre
experimental, true experimental, factorial, dan quasi experimental. Berbeda
dengan Tuckman, Sukmadinata (2009) dalam bukunya menyatakan bahwa penelitian
eksperimen berdasarkan variasinya terdiri dari penelitian ekperimen murni (true
experimental), eksperimen kuasi (quasi experimental), eksperimen lemah (weak
experimental) dan eksperimen subjek tunggal (single subject experimental).
g. Penelitian Tindakan
Penelitian ini adalah suatu bentuk penelitian
refleksi-diri melalui tindakan nyata dalam situasi yang sebenarnya. Tujuannya
adalah untuk memperbaiki proses dan pemahaman tentang praktik-praktik pendikan
secara utuh, mengembangkan profesional, dan meningkatkan hasil kegiatan. Aspek
pokok penelitian tindakan ini ada tiga, yaitu:
1) Untuk memperbaiki praktik.
2) Untuk mengembangkan kemampuan profesional
dalam arti mengembangkan pemahaman dan ketrampilan baru para praktisi dalam
praktik yang dilaksanakan.
3) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi
tersebut dilaksanakan.
Inti dari penelitian tindakan ini adalah menekankan
pada tindakan dalam praktik atau situasi nyata yang terbatas, sehingga
diharapkan dari tindakan tersebut dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran.[5]
4. Proses Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif bertolak dari studi
pendahuluan dari objek yang diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan yang
betul-betul masalah. Masalah tidak dapat diperoleh dari belakang meja, oleh
karena itu harus digali melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris.
Supaya peneliti dapat menggali masalah dengan baik, maka peneliti harus
menguasai teori melalui mmbaca berbagai referensi. Selanjutnya supaya masalah
dapat dijawab maka dengan baik masalah tersebut dirumuskan secara spesifik, dan
pada umumnya dibuat dalam bentuk kalimat tanya.
Untuk menjawab rumusan masalah yang
sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca
referensiteoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan
penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk
memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (hipotesis).
Jadi kalau jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara
empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis.
Untuk menguji hipotesis tersebut penelitian
dapat memilih metode/ strategi/ pendekatan/ desain penelitian yang sesuai.
Pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang
diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis,
adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lainnya. Dalam penelitian
kuantitatif metode yang dapat digunakan adalah metode survei, expost facto,
eksperimen, evaluasi, action research, policy research (selain metode
naturalistik dan sejarah).
Instrumen yang digunakan sebagai alat
pengumpul data dapat berbentuk tes, angket atau kuesioner, untuk pedoman
waawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data,
maka instrumen penelitian harus terlebih dahulu diuji validitas dan
realibilitasnya.
Pengumpulan data dilakukan pada objek
tertentu, baik yang berbentuk populasi maupun sampel. Bila peneliti ingin
membuat generalisasi terhadap penemuannya maka sampel yang diambil harus representatif
(mewakili). Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab
rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik
tertentu. Berdasarkan analisis ini apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau
diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau
tidak.[6]
Salah satu metode kuantitatif yang banyak
digunakan untuk analisis data adalah dengan menggunakan statistika. Statistika
dalam penelitian kuantitatif dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu
statistika deskriptif dan statistika inferensial.
a. Statistika Deskriptif
Analisis deskriptif juga disebut analisis sederhana,
karena memang masih tahap awal analisis statistik yang hanya menggambarkan
secara lebih jelas data yang disajikan. Penyajian data ini biasa dilakukan
dengan tabel dan grafik, ukuran tendensi pusat, dan ukuran variabilitas data.
1) Tabel dan Grafik
Teknik ini mungkin merupakan teknik yang paling mudah
dan paling banyak digunakan untuk mendeskripsikan data. Distribusi frekuensi mengindikasikan
jumlah dan persentase responden, obyek yang masuk ke dalam kategori yang ada.
Teknik ini biasanya digunakan untuk memberikan informasi awal dalam penelitian
tentang obyek atau responden.
2) Ukuran Tendensi Pusat Data
Ukuran pemusatan data memperlihatkan suatu ukuran
kecenderungan skor dalam suatu kelompok data. Terdapat tiga jenis ukuran
kecenderungan pemusatan data (central tendency) yang sering digunakan dalam
mendeskripsikan data kuantitatif yaitu rata-rata, media, dan modus. Ukuran
tersebut sering digunakan untuk menggambarkan karakteristik kelompok data tanpa
harus menunjukkan semua data yang ada dalam kelompok tersebut. Misalnya, dengan
menyebutkan rata-ratanya sudah terjelaskan gambaran umum suatu kelompok data.
b. Statistika Inferensial
Salah satu bagian penting dari statistik inferensial
adalah pengujian hipotesis. Ada dua macam hipoteses, yaitu Hipotesis Nol
(simbul Ho) yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan kesamaan atau tidak
berbeda. Sebagai lawannya adalah hipotesis alternatif atau hipotesis kerja
(simbol Ha) yang menunjukkan perbedaan atau tidak sama.
1) Korelasi
Metode ini menggambarkan secara kuantitatif asosiasi
ataupun relasi satu variabel interval dengan variabel interval lainnya. Sebagai
contoh kita dapat lihat relasi hipotetikal antara lamanya waktu belajar dengan
nilai ujian tinggi. Korelasi diukur dengan suatu koefisien (r) yang
mengindikasikan seberapa banyak relasi antar dua variabel. Daerah nilai yang
mungkin adalah +1.00 sampai -1.00. Dengan +1.00 menyatakan hubungan yang sangat
erat, sedangkan -1.00 menyatakan hubungan negatif yang erat. Satu hal yang
perlu diingat adalah korelasi tidak menyatakan hubungan sebab-akibat.
2) Regresi
Regresi digunakan ketika periset ingin memprediksi
hasil atas variabel-variabel tertentu dengan menggunakan variabel lain. Dalam
bentuknya yang paling sederhana yang hanya melibatkan dua buah variabel, yaitu
variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent), misalnya lama
waktu belajar dengan nilai ujian. Regresi sederhana berusaha memprakirakan
nilai ujian dengan lamanya waktu belajar.
Analisis regresi mengindikasikan kepentingan relatif satu atau lebih
variabel dalam memprediksi variabel lainnya.[7]
5. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian
Kuantitatif
a. Kelebihan Metode Penelitian Kuantitatif
1) Memungkinkan dilakukan pencatatan data
hasil penelitian secara eksak.
2) Mengikuti tata pikir dan tata kerja yang
pasti dan konsisten.
3) Data dapat diringkas dengan cara dan bentuk
yang lebih bermakna dan lebih mudah dianalisis.
4) Memungkinkan penggunaan teknik analisis
statistic dan matematis yang dapat diandalkan dalam penelitian ilmiah.
5) Hasil penelitian yang diperoleh memiliki
komunikabilitas yang tinggi.
6) Penelitian kuantitatif mempunyai keunggulan
dalam menegakkan objektivitas. Kebenaran diterima secara sepakat oleh para
pengamat, sehingga kesimpulan yang dicapainya kuat.
b. Kekurangan Metode Penelitian Kuantitatif
1) Berdasarkan pada anggapan-anggapan (asumsi).
2) Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang
terjadi atau menyimpang jauh maka kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan
menyesatkan.
3) Hasil penelitian biasanya kurang mendetail
dalam menjelaskan perilaku serta motivas tindakan individu.
4) Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis
dengan cuplikan (sampel) yang jumlahnya sedikit.
5) Hasil penelitian biasanya menggambarkan hasil laboratorium daripada hasil nyata yang terjadi di lapangan.[8]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Metode penelitian kuantitatif merupakan
salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana,
dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.
Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Metode Penelitian Kuantitatif
memiliki karakteristik tersendiri. Jenis Metode Penelitian Kuantitatif terdiri
atas 7 macam diman situ berbeda-beda. Analisis statistik deskriptif biasanya
dipergunakan kalau tujuan penelitianya untuk penjajagan atau pendahuluan,tidak
menarik kesimpulan,hanya memberikan gambaran/deskripsi tentang data yang
ada.analisis statistik infarasial dipergunakan jika peneliti akan memberikan
interprestasi menjenai data, atau ingin menarik kesimpulan dari data yang
dihasilkan.Untuk kepentingan analisis data, bagaimanapun bentuknya data, perlu
ada prosedurnya. Serta menggunakan analisis data kuantitatif ,yaitu (1)
Statistika Deskriptif dan (2) Statistika Inferensial. Metode Penelitian
Kuantitatif tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono.2012.
Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
AFFABETA.
Asmadi Alsa.
2003. Pendekatan Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Kombinasinya Dalam Penelitian
Psikologi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Margono.
2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
M. Burhan
Bungin.2006. Metodologi Penelitian
Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Roy Nur
Halim. Proses Penelitian Kuantitatif. Diakses dari https://masterspss.com/proses-penelitian-kuantitatif/ pada tanggal 30 September 2021.
Sumadi
Suryabrata. 2008., Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Alex. Metode
Penelitian Kuantitatif. Diakses pada https://pengajar.co.id/metode-penelitian-kuantitatif/ pada tanggal 1 Oktober 2021.
[1] Mudji santoso dalam jurnal penelitian kuantitatif, hlm. 12.
[2] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: AFFABETA, 2012), hlm.
13-15.
[3] Alsa, Asmadi, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta kombinasinya
dalam penelitian psikologi, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 13.
[4] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm.27
[5] Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2006), hlm. 47-49
[6] Roy Nur Halim, Proses Penelitian Kuantitatif, https://masterspss.com/proses-penelitian-kuantitatif/ diakses tanggal: 30 September 2021, pukul 19.27
[7] Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008), hlm. 45
[8] Alex, Metode Penelitian Kuantitatif, https://pengajar.co.id/metode-penelitian-kuantitatif/, diakses pada 1 Oktober 2021, pukul 20.31